Sedikit tentang konsep manunggaling kawulo gusti.

Sabtu, 20 November 2010

Sebelum saya menuliskan sedikit ttg konsep yg di maksud di atas,  saya mnta maaf kalau nanti ada salah kata dan penulisan. Dalam beberapa bait serat wedhatama terdapat uraian atau penjelasan bahwa tuhan bersemayam dalam tubuh manusia.misalnya dalam pupuh pucung bait 12 sbb:

bathara agung, inguger graning jejantug/Jenek hyang wisesa/Sana pasanetan suci/Nora  kaya si mudha mudhar angkara/

Artinya:
Tuhan yang agung di semayamkan di pusat jantung, di situ kesukaan sang  Hyang maha kuasa, itulah singgasana suci yang tersembunyi; Tidak demikian bagi para muda yang mengikuti nafsu angkara murka.

Adapun tujuan hidup bagi orang yang bijaksana adalah berusaha mendapatkan penghayatan maunggaling kawulo gusti (kesatuan hyamba dgn tuhan), ini di jelaskan dalam pupuh pangkur bait 12, 13, 14 sbb:
........awas roroning atunggil
tan samar pamoring sukma /sinukmaya winahya ing ngasepi/layap liliyeping ngaluyup/pindha pasaping supena/sumusuping rasa jati//
sejatineng kang mengkana/wus kakenang mugrahaning hyang widhi/bali alaming asuwung /tan karem karemeyan/ingkang sifat wisesa winisesa wus/mulih mula-mulanira/...

Artinya:
hendaklah waspada terhadap penghayatan roroning atunggil(dua ttpi mnjadi satu kesatuan), agar tiada ragu terhadap bersatunya sukma, penghayatan ini terbuka di dlm penyepian, tersimpan di dalam pusat kalbu,, adapun proses terungkapnya tabir(penutup alam gaib), laksana terlintasnya dalam kantuk bagi orang yg mengantuk. penghayatan gaib itu datang laksana lintasan mimpi.

sesungguhnya orang yg telah menghayati semacam itu, berarti telah menerima anugrah tuhan. kembali ke alam suci hawa, tiada menghiraukan kesenangan duniawi. yang maha kuasa telah mencakup pada dirinya. Dia telah kembali ke asal mulanya.....
Dari ungkapan di atas, Serat wedhatama mengandung paham kesatuan manusia dengan tuhan. Dengan penghayatan di atas manusia dan tuhan merupakan roroning tunggal  (dua yang menjadi satu). Dalam paham ini manusia adalah bukan tuhan , akan ttp juga bukan daripada tuhan.

Seterusnya dalam pupuh Gambuh bait 20. 21 dan 22 di terangkan ttng penghayatan makrifat pada tuhan sbb:
Tarlen mung pribadinipun/kang katon tinonton kono/nging aywa salah urub/yeku urup pangarep uripeng budi/sumirat-sirat narawung/kadya kartika katonton

yeku wenganing kalbu /kabuka ta kang wengku -winengku/wewekone wus kawengku neng sireki/ning sira uga winengku/miring kang pindha kartiko byor//

Artinya:
Tak lain hanya diri pribadinya . yang nampak terlihat di situ. akan tetapi jangan salah pengertian. karena di situ ada nyala yang sejati. yakni nyala yang menghidupkan budi. bersinar gemerlapan. laksana bintang yg nampak.

itulah proses terbukanya kalbu. menjadi nyata (antara tuhan dan manusia) adalah saling cakup mencakup. kerajaaNYA telah tercakup dalam dirimu. akan ttpi kamu juga di kuasai. oleh dzat yang laksana bintang yg gemerlapan.

Seteruanya di terangkan bahwa penghayatan makrifat di atas nampak apabila rasa was-was hilang, yang ada hanyalah yakindan percaya akan berlakunya takdir tuhan.


itulah sedikit yg bisa saya sampaikan melalui tulisan ini smoga mnjadi salah satu pengetahuan bagi kita semua dan bukan mnjadikan keburukan pada kita semua, khususnya keimanan kita pada yg maha kuasa.

keterangan di atas saya ambil dari buku yg berjudul SUFISME JAWA oleh Dr. simuh yg di terbitkan oleh BENTANG.
kalau teman" kurang puas silahkan cari bukunya di tko" buku terdekat.
terima kasihdan maaf.
READ MORE - Sedikit tentang konsep manunggaling kawulo gusti.